Golongan Obat adalah pengelompokan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika dan narkotika. Termasuk di dalam golongan obat tersebut adalah obat yang dibuat dengan bahan-bahan kimia atau dengan bahan-bahan dari unsur tumbuhan dan hewan yang sudah dikategorikan sebagai bahan obat atau campuran / paduan keduanya, sehingga berupa obat sintetik dan obat semi-sintetik, secara berturut-turut. Obat herbal / tradisional tidak termasuk dalam kelompok ini.
Penggolongan obat
Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Golongan Obat
Penggolongan obat berdasarkan penandaan pada kemasan obat terdiri atas obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika, dan obat narkotika
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter, tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam, contoh: Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan, tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam, contoh: chlorphenamine maleate (CTM)
3. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter, tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam, contoh: Asam Mefenamat / Mefenamic Acid
4. Obat psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku, contoh: Diazepam, Phenobarbital
5. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan, contoh: Morfin, Petidin.
Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi tersebut dapat diperoleh dari etiket atau brosur pada kemasan obat. Sebelum menggunakan obat bacalah sifat dan cara pemakaiannya pada etiket, brosur atau kemasan obat agar penggunaannya tepat dan aman.
Tanda peringatan pada kemasan obat
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut:
P1 : Awas! Obat keras! Baca aturan pakainya.
P2 : Awas! Obat keras! Hanya untuk kumur. Jangan ditelan.
P3 : Awas! Obat keras! Hanya untuk bagian luar badan.
P4 : Awas! Obat keras! Hanya untuk dibakar.
P5 : Awas! Obat keras! Tidak boleh ditelan.
P6 : Awas! Obat keras! Obat wasir, tidak ditelan.
Pada keadaaan dan batas-batas tertentu, sakit yang ringan masih dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri (self medication) menggunakan obat-obatan dari golongan obat bebas dan obat bebas terbatas yang dengan mudah diperoleh masyarakat. Namun dianjurkan untuk tidak sekali pun melakukan uji coba obat sendiri terhadap obat-obat yang seharusnya diperoleh dengan menggunakan resep dokter,
Cara Pemilihan Obat
Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan:
- Gejala atau keluhan penyakit.
- Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus dan lain-lain.
- Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu.
- Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat.
- Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan obat yang sedang diminum.
- Untuk pemilihan obat yang tepat dan informasi yang lengkap, tanyakan kepada Apoteker.
Cara Penggunaan Obat
Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus, gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur, bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter, hindari menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada Apoteker.
Efek Samping
Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak diharapkan yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi.
Yang perlu diketahui tentang efek samping adalah:
- Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang mungkin timbul.
- Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap dan apa yang harus dilakukan bila mengalaminya, tanyakan pada Apoteker.
- Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui, lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang fatal, penggunaan obat harus konsultasikan kepada dokter anda atau kepada Apoteker.
Cara Penyimpanan Obat
Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat, simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada kemasan, simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan, jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat, jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak, jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Kadaluarsa
Tanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat, tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti:
1. Tablet
Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa. Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab. Kaleng atau botol rusak.
2. Tablet salut
Pecah-pecah, terjadi perubahan warna. Basah dan lengket satu dengan lainnya. Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik.
3. Kapsul
Perubahan warna isi kapsul. Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain.
4. Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan. Konsistensi berubah. Warna atau rasa berubah. Botol plastik rusak atau bocor.
5. Salep
Warna berubah. Pot atau tube rusak atau bocor. Bau berubah.
Dosis Obat
Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan jumlah gram atau volume dan frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat badan pasien, gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian.
Contoh:
- Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali.
- Obat diminum sebelum atau sesudah makan.
- Jika menggunakan obat-obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau brosur/leaflet.
Bila terlupa minum obat?
Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hampir mendekati dosis berikutnya, maka abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan. Jangan menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang berdekatan.
Hal-hal yang harus Diperhatikan Saat membeli obat
1. Kemasan atau wadahHarus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal kadaluarsa jelas terbaca.
2. Penandaan pada wadah
- Baca zat berkhasiat dan manfaatnya.
- Baca aturan pakainya, misalnya sebelum atau sesudah makan.
- Untuk pencegahan overdosis, jangan minum obat 2 kali dosis bila sebelumnya lupa minum obat.
- Baca kontraindikasinya. Misalnya: tidak boleh diminum oleh ibu hamil/menyusui, tidak boleh diminum oleh penderita gagal ginjal, Baca efek samping yang mungkin timbul, Baca cara penyimpanannya.
3. Bila ragu tanyakan pada Apoteker
4. Bila sakit berlanjut hubungi dokter.