Sediaan suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digoyang perlahan– lahan, endapan harus terdispersi kembali. Dapat di tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah di goyang dan di tuang.
Suspensi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu suspensi yang siap digunakan langsung dan suspensi kering atau rekontruksi, merupakan suspensi yang direkonstruksikan terlebih dahulu dengan sejumlah pelarut yang sesuai sebelum digunakan.
Suspensi kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat digunakan, komposisi suspensi kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pemanis, pengawet, perasa, pengaroma, pewarna, dan buffer. Obat yang biasa dibuat dalam sediaan suspensi kering adalah obat yang tidak stabil jika disimpan dalam jangka waktu yang lama dengan adanya pembawa.
Jenis Sediaan Suspensi
Suspensi terdiri dari beberapa jenis berdasarkan cara penggunaanya yaitu suspensi oral, suspensi topikal, suspensi optalmik, suspensi tetes telinga, suspensi untuk injeksi, suspensi untuk injeksi terkontinyu.
1. Suspensi Oral
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi Topikal
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
3. Suspensi Optalmik
Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
4. Suspensi tetes telinga
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
5. Suspensi untuk injeksi
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu
Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Jenis Suspensi berdasarkan Sifat
Berdasarkan Sifat Suspensi Terbagi menjadi dua yaitu Suspensi deflokulasi, dan Suspensi flokulasi
1. Suspensi Deflokulasi
Pada suspensi deflokulasi partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat. Gaya tolak-menolak di antara dua partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.
Keuntungan suspensi deflokulasi adalah sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat. Sedangkan kekurangannya apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk masa yang kompak. Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paronya.
2. Suspensi Flokulasi
Sediaan suspensi flokulasi memiliki Partikel berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi, hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar. Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.
Keuntungan suspensi flokulasi adalah sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi. sedangkan kekurangannya dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.
Stabilitas Suspensi salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
Faktor Stabilitas Suspensi
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas suspensi yaitu ukuran partikel, kekentalan / viskositas, jumlah partikel, sifat / muatan partikel.
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya.
2. Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun / kecil. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ” STOKES”
3. Jumlah Partikel
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.